Jelajahi Lina's Blog

Rabu, 04 Desember 2013

Karena Oleh dan Demi Kristus..

Hidupku saat ini adalah 'karena oleh dan demi Kristus'..
karena aku telah ditebus oleh Kristus melalui karya penyelamatan melalui penyaliban-Nya dibukit Golgota, saat ini aku hidup pun hanya demi Kritus, demi Kemuliaan Kritus, demi Keagungan Kristus.

Jadi, demi Kristus aku harus memberitakan tentang Kristus, demi Kritus..
Indahnya hidup dalam Kristus

Rabu, 26 Juni 2013

Jadilah Pemimpin Demi Kristus

Dunia membutuhkan pemimpin yang berambisi.
Namun ambisi yang telah diubahkan dan dikuduskan.

Jalan kepemimpinan memang sangat sepi.
Ada banyak keputusan yang harus Anda ambil dan membuat Anda tidak disukai orang lain.
Kalau anda ingin disukai orang lain, MAAF, mendingan Anda menjadi BADUT SIRKUS. 
Kalau Anda ingin menjadi pemimpin, milikilah ambisi yang telah diubahkan karena, oleh, dan untuk KRISTUS.

Jadilah pemimpin demi Kristus Yesus.

_Sen Sendjaya, PhD

Minggu, 16 Juni 2013

Rabu, 20 Februari 2013

MEMBACA OMBAK

Ada siklus alam yang tidak berubah : OMBAK
Ia tak pernah letih bergulung-gulung menuju dan menepuk pantai, terurai demikian saja, tapi kemudian datang lagi dan datang lagi.
Waktu juga, detik demi detik, hari demi hari, tahun demi tahun, bahkan abad demi abad berlalu, tapi kemudian muncul lagi, tak berubah tapi tak pernah ada yang sama.
Hidup dan kehidupan manusia adalah fenomena lain yang tak kalah menariknya. 
Laksana ombak, laksana waktu, ia datang dan berlalu, dan kemudian datang lagi bersama berpikul-pikul permasalahan yang menjadi saudara kembarnya, tak pernah ada yang sama.

Permasalahan hidup dan kehidupan adalah ombak dalam realitas sosial yang TIDAK BOLEH TIDAK, sebisa-bisanya harus dibaca dengan segenap kecerdasan dan kearifan, dan kita tak pernah bisa lari darinya.

Ibarat ombak, permasalahan itu hanya masalah besar dan kecil, bergelora atau tidak bergelora, dan juga angin menyertainya.
angin yang sepoi-sepoi cenderung memanjakan, tapi angin topan membuat ombak bergolak dan berbahaya.


Sumber : Membaca Ombak, oleh Chaidir

Rabu, 06 Februari 2013

Hujan Punya Cerita


Sekarang hujan sedang turun, ya sekarang di sore hari ini. Ini bukan tentang bagaimana ia turun, bukan tentang seberapa deras ia turun, bukan tentang berapa rintik ia jatuh, bukan tentang darimana dan bagaimana ia turun, ok pernyataan terakhir memang pernyataan yang agak asal. Tapi ini tentang bagaimana hujan saat ini turun membasahi kemejaku, tasku, sepatuku, bukan ingin memberitahu aku sedang basah karena hujan, tapi saat basah seperti ini ada sesuatu dalam hatiku yang membuat aku tersenyum sendiri menikmati hujan.
‘huft’ aku menghela nafas ketika sampai di halte bus kampus, hanya untuk berteduh karena untuk ke kostku tidak perlu naik bus cukup jalan kaki saja, aku baru pulang kuliah dan hendak menuju kost. Aku berdiri ditepi halte, menampung tetes hujan menggunakan telapak tanganku ‘serasa dalam lirik lagu “sunny”-nya BCL’ batinku. Dalam tiap tetes hujan aku melihat, diam-diam hujan menyimpan sejuta rasaku, diam-diam aku punya rahasia bersama hujan, diam-diam hujanpun menyimpan sejuta ceritaku. Ya! Entah berapa tahun silam.
“kau mau pulang” katanya.
“ya” jawabku singkat sambil meremas rok abu-abuku. Waktu itu waktu masih menggunakan seragam putih abu-abu.
“pulang sama siapa” kembali ia bertanya
“sendirian” kataku.
 “naik apa” dia tetap bertanya ditengan aku menjawab dengan singkat, “jalan kaki”.
“Hujan looh, kok jalan kaki” katanya lagi, aku mulai kesal dengan beribu pertanyaannya, aku tidak lagi menjawab pertanyaan terakhirnya.
Aku menembus hujan sambil memeluk tasku, ya di sore hari ketika aku pulang dari sekolah seperti saat ini, aku pun basah dibalik seragam putih abu-abuku. “hei, aku juga jalan kaki kenapa kita tidak pulang bersama saja dan kenapa  harus menahan hujan tunggu saja reda sebentar lagi”, aku menoleh dan dia melambaikan tangan tanda mengajak untuk berteduh lagi dan bodohnya aku menurut. Dimulai dari karena hujan, dimulai dari ketika menunggu redanya hujan, dan dimulai dari pulang bersama ditengah hujan.
Aku mengenalnya bukan ketika hujan disore itu. Aku mengenalnya sejak dia, hhmmm sejak kami bersekolah disini aku sudah tau dia, dia punya daya tarik tersendiri untuk menarik perhatian, asyik, gokil, kocak, menyenangkan, sekaligus menjadi siswa urakan dan terkenal nakal tapi ya itu dia baru mengenalku kemarin sore. Satu hal baru buat dia, tapi tidak buatku.
            Sejak saat itu aku punya teman baru, teman cowok. Ya, tidak seburuk yang dikira orang selama ini, berteman dengan pria punya penilaian negative tersendiri untuk orang-orang. Tapi apa yang mereka tahu, apa yang mereka tahu tentang asyiknya berteman dengan lawan jenis, tentang serunya berbagi cerita dengan mereka terkhusus dengannya. Aku bukan hanya tertarik untuk mendengar ceritanya, bukan hanya tertarik untuk jalan bersama ketika pulang dengannya, aku tertarik untuk tahu lebih banyak tentangnya.
Banyak waktu yang berlalu dengannya, banyak ya banyak. Bahkan berkali-kali musim penghujan ku lewati bersamanya.
Semester akhir di kelas XII, akan menjadi semester terakhir pertemanan kami. Akan ada musim hujan lagi yang akan kami lewati sebelum kami meninggalkan bangku sekolah, harusnya kubuat janji dengannya untuk bertemu. Ya!
To : 08996773xxxx
Mess : turun hujan pertama dibulan ini, kita ketemu ya !

Tit tit tit
New message
From : 08996773xxxx
Mess : haha, ok ok, kenapa ? setiap hujan sepertinya kita punya janji

Ku balas lagi.
Ya janji yang tersirat dan tidak pernah terucap, hanya berjalan seadanya saja. Aku mulai menikmati turunnya hujan sejak kenal dan pulang bersamanya diwaktu hhujan disore itu. Kenapa aku harus bertemu dengannya di hari pertama hujan, karena dihari itu aku akan menyatakan betapa menyenangkannya dia, akan kunyatakan betapa aku sangat bahagia ketika bersamanya, dan akan menyatakan kata perpisahan dengannya. Dan hari itu tiba, hari dimana hujan pertama dibulan itu, hal yang tidak tepat adalah hujan ketika kami masih harus sekolah, aku menunggu dia ditempat kami pertama bertemu, aku menunggu ditengah hujan, menunggu dan menunggu sampai aku tahu bahwa dia tidak akan datang.
Dan disinilah aku, di halte bus di kampusku mengenang kembali masa-masa itu, mengingat sejuta rasa yang pernah tercipta diantara kami ketika kami harus pulang bersama sejak hujan itu. Aku disini dengan senyum mengingat kembali bagaimana kami berpisah tanpa ada kata perpisahan karena ketika kami membuat janji untuk bertemu di hari pertama hujan. Hujan pertama itu turun ketika kami sekolah untuk hari terakhir.
Seperti aku kembali ke masa sekolah mengingat rupanya, mengingat bagaimana ia. Ia mengigit pena ketika berpikir dalam belajar, ia akan mengambil pena itu dan menulis ketika ia sudah dapat, ia menggembungkan pipinya, kemudian menatap langit, ia akan menutup mata ketika menguap, ia ingat kalimat apa saja yang diucapkan kepada seseorang yang disenanginya, ia akan menari menikmati hujan di tengah lapangan, ia tersenyum, ia marah, ia melotot padaku, ia melemparku dengan pena, ia menceritakanku pada teman2nya, ia ia ia, ia ingatkah ia denganku 5 atau 6 tahun silam pernah berteman dengannya, pernah tertarik dengannya, ingatkah ia denganku ketika ia melihat hujan di sore hari, ingatkan ia denganku yang hingga saat ini tetap mendoakannya, ia ingatkah ia denganku yang hingga saat ini menyimpan cerita dalam hujan hingga setiap hujan selalu punya cerita baru setiap ia turun.

Ia juga yang berhasil membuat aku jadi punya rasa tersendiri ketika mendengarkan lagu “HUJAN”…
Rinai hujan basahi aku
Temani sepi yang mengendap
Kala aku mengingatmu
Dan semua saat manis itu
Segala seperti mimpi
Kujalani hidup sendiri
Andai waktu berganti
Aku tetap tak ’kan berubah
Aku selalu bahagia
Saat hujan turun
Karna aku dapat mengenangmu
Untukku sendiri
Selalu ada cerita
Tersimpan dihatiku
Tentang kau dan hujan
Tentang cinta kita
Yang mengalir seperti air
Aku bisa tersenyum
Sepanjang hari
Karna hujan pernah menahanmu disini
Untukku 

Yang tahu cerita dibalik hujan itu hanya Tuhan, aku, dia, dan HUJAN… :) :)